Bisa dibilang gejolak yang aku hadapi di tahun pertama aku di Jepang seakan terulang lagi di tahun terakhir ini. Kalau tahun pertama galaunya itu harus adaptasi dengan lingkungan yang serba baru, serba nggak tahu apa-apa, harus meraba-raba sendiri baiknya gimana, pertama kali ngerasain nggak enaknya jauh dari keluarga, bingung mau kuliah dimana, dan sejenisnya. Nah di tahun terkahir ini ujiannya dateng dari masalah beasiswa, lab dan eksperimen, keluarga, rencana setelah lulus, dst.
source: google |
Sejak awal tahun sebenernya aku udah aware tentang masalah beasiswa AEON yang bakal berakhir di bulan Maret 2015. Di bulan Januari aku udah nyoba email pihak AEON tentang kemungkinan memperpanjang beasiswa tapi udah dua kali email tetep nggak ada jawaban, padahal emailku tentang seminar AEON dibales. Apesnya lagi staff yang ngurusin mahasiswa asing di fakultasku ganti dan aku ngerasanya ada miskom disini. Aku udah nanyain gimana biar bisa memperpanjang beasiswa AEON ini dan mohon infonya kalau ada beasiswa yang bisa didaftar untuk periode mulai April 2015. Seperti biasa jawaban mereka sekarang belum ada info apa-apa dan aku bakal dihubungi kalau mereka udah dapet info baru. Di saat yang bersamaan aku lagi apply tuition fee exemption buat semester 6 dan 7. Dan begitulah bulan Maret begitu saja berlalu, aku tahu pendaftaran AEON sudah lewat. Sepertinya beneran nggak bisa ngarepin AEON lagi karena nggak ada respon positif sama sekali. Jadi kembali lagi kayak dulu, hunting info beasiswa sebanyak-banyaknya. Ngeliat dari list beasiswa yang udah aku bikin dulu sebenernya semester ini banyak beasiswa yang kira-kira bisa di apply karena aku udah masuk tahun ketiga. Aku sempet nanya bisa daftar Monbusho atau JASSO nggak karena kalau aku liat dari persyaratannya sih aku memenuhi, tapi jawaban staffnya kami belum tahu kalau kamu memenuhi syarat bakal kami hubungi lagi. Udah jelas kalau orang Jepang ngomong gitu artinya kamu nggak bisa daftar.
Oh iya di bulan April tahun ini akhirnya aku resmi masuk lab Nutritional Biochemistry. Aku bakal ngabisin sekitar 1,5 tahun di tempat ini buat ngerjain eksperimen dan nyusun skripsi. Gimana rasanya masuk lab? Kayaknya bakal panjang banget ceritanya jadi aku bakal ceritain di postingan yang lain aja yaa.
Dan di bulan berikutnya berita yang sedih banget dateng. Kakekku meninggal dunia:((( Mungkin ini salah satu perasaan terburuk yang pernah aku rasain selama aku di Jepang. Aku nggak ada di saat-saat terakhir dan aku nggak bisa pulang. Sedih pun sedih sendirian disini. Aku sempet down, sering nangis kalau inget kakek. Soalnya kakekku ini salah satu orang terdekatku. Waktu kecil sering ngabisin waktu sama beliau. Beliau concern banget sama studiku. Kakekku suka banget baca dan nulis dan mungkin itu yang bikin aku suka baca juga dan nulis (hopefully). Sayang sekali beliau nggak bisa ngeliat waktu aku lulus nanti :' Tapi aku bersyukur aku sempet pulang bulan Februari kemarin sebelum beliau pergi. Semuanya memang sudah diatur sama Allah.
Dan di bulan berikutnya berita yang sedih banget dateng. Kakekku meninggal dunia:((( Mungkin ini salah satu perasaan terburuk yang pernah aku rasain selama aku di Jepang. Aku nggak ada di saat-saat terakhir dan aku nggak bisa pulang. Sedih pun sedih sendirian disini. Aku sempet down, sering nangis kalau inget kakek. Soalnya kakekku ini salah satu orang terdekatku. Waktu kecil sering ngabisin waktu sama beliau. Beliau concern banget sama studiku. Kakekku suka banget baca dan nulis dan mungkin itu yang bikin aku suka baca juga dan nulis (hopefully). Sayang sekali beliau nggak bisa ngeliat waktu aku lulus nanti :' Tapi aku bersyukur aku sempet pulang bulan Februari kemarin sebelum beliau pergi. Semuanya memang sudah diatur sama Allah.
Jadi mari kita kembali ke masalah beasiswa. Apapun yang terjadi life must go on kan. Setelah browsing sana sini, email sana sini, berdiskusi, dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku hanya daftar dua beasiswa yaitu JEES dan Otsuka Scholarhsip. Kenapa "hanya" dua? Soalnya aslinya ada beberapa beasiswa yang bisa didaftar tapi karena tiap beasiswa punya syarat yang berbeda-beda akhirnya mau nggak mau kita harus milih. Ini beberapa beasiswa yang waktu itu kemungkinan bisa didaftar:
- Otsuka Scholarship
- JEES
- Saitou Ryouji Islam Research Scholarship
- LSH Asia
- Takase Scholarship
- Kamiyama Scholarship
- Kansai Paint Scholarship
- Hashiya Scholarship
- UFJ Scholarship
Biasanya ada dua jenis beasiswa disini yaitu beasiswa yang bisa didaftar langsung ke institusi dan beasiswa yang merupakan rekomendasi pihak kampus. Biasanya kalau beasiswanya merupakan jenis direct application, form pendaftaran bisa didownload langsung di website institusi pemberi beasiswa. Sedangkan yang jenis rekomendasi dari kampus, form pendaftaran hanya bisa didapat dari kantor fakultas (kebijakan tiap kampus berbeda) dan karena rekomendasi kampus katanya peluang untuk dapat beasiswa lebih besar karena nggak semua orang bisa daftar. Sebenernya ada banyak beasiswa lain dari list yang aku sebutin di atas yang bisa dicek di website Japan Study Support (perlu diperhatikan kalau waktu pendaftaran beda-beda. Yang aku sebutin di atas itu yang pendaftarannya lagi buka antara kira-kira bulan April-Juli). Waktu lihat syarat-syaratnya sih kayaknya bisa didaftar tapi kebanyakan beasiswanya atas rekomendasi dari kampus (tulisannya apply through school) artinya kamu harus nanyain ke staf di kantor fakultas dan berdasarkan pengalamanku banyak yang jawabanya negatif. Rata-rata banyak beasiswa yang mensyaratkan bahwa kalau sudah dapat beasiswa ini maka tidak boleh mendapat beasiswa yang lain. Syarat ini nggak masalah kalau nominal beasiswanya besar, tapi kalau nominalnya kecil mungkin harus dipertimbangkan lagi worth it nggak buat daftar ini. Kadang ada juga beasiswa yang sepertinya bisa didaftar tapi ternyata setelah ditanyakan ke pihak fakultas, fakultas pertanian di kampusku nggak dapat jatah beasiswa tersebut.
Persyaratan untuk mendaftar JEES dan Otsuka Scholarship sebenernya umum seperti surat rekomendasi, hasil transkip nilai, dan esai dalam Bahasa Jepang. Untuk JEES harus punya sertifikat JLPT dan dia nggak ada tahap wawancara sedangkan Otsuka Scholarship selain ada seleksi dokumen nantinya ada seleksi wawancara (lebih susah karena nominalnya lumayan besar). Singkat cerita, ternyata aku baru tahu kalau aku daftar jenis beasiswa JEES yang salah setelah dikasi tau pihak kantor fakultas setelah proses pendaftarannya selesai! Agak kesel nggak sih...ternyata JEES itu ada dua macem; buat guru dan buat pemegang N1. Aku cuma nyerahin berkas kemarin buat pendaftaran yang guru, tapi sama pihak fakultas dipindah ke bagian pemegang N1. Jelas aja aku gagal soalnya aku cuma punya N2. Tapi aku juga nggak mungkin daftar yang ke bagian guru juga kan, ya sudahlah yang ini diikhlaskan akunya juga salah nggak teliti. Jadinya aku nunggu pengumuman yang Otsuka dengan harap-harap cemas tapi waktu itu aku optimis banget seenggaknya bisa masuk tahap wawancara karena labku sekarang bidang penelitiannya berhubungan sama bidang usaha nya Otsuka dan dosenku juga punya nama di bidang ini.
Di saat yang bersamaan pihak fakultas nawarin aku buat daftar Yokoyama Scholarship atas rekomendasi kampus. Aku nolak buat daftar beasiswa ini soalnya nominalnya kecil banget dan kita nggak boleh dapet beasiswa lain kalau udah nerima beasiswa ini. Hmm kan susah juga, waktu itu aku mikirnya mending nunggu pengumuman Otsuka karena dia nominalnya gede dan aku pede waktu itu aku bisa dapet.
Beberapa minggu akhirnya berlalu. Pihak kampus nawarin aku lagi buat daftar Sato Yo Scholarship. Nominalnya gede dan karena rekomendasi kampus harusnya peluang keterima juga lebih besar. Tapi ada satu syarat yang nggak enak, kalau daftar beasiswa ini aplikasiku ke beasiswa lain harus ditolak meski keterima nggaknya mereka juga nggak bisa njamin. Sato Yo ini pengumumannya masih Oktober tapi masa pendaftarannya pendek banget. Dilema jadinya mau milih nunggu pengumuman Otsuka tapi berarti periode dafrar Sato Yo udah lewat atau daftar Sato Yo dan hasilnya Otsuka mau kayak gimana harus dilepas. Peluang keterima atau nggaknya pun nggak bisa ditebak. Di satu sisi Otsuka itu direct application jadi yang daftar pasti buanyak banget sedangkan Sato Yo pendaftarnya pasti lebih dikit, tapi pengumumannya masih lama dan ada dua temen yang daftar Sato Yo tahun lalu semuanya nggak keterima. Galau banget waktu itu karena dua-duanya gambling. Mau nggak mau milih akhirnya bismillah aku nolak Sato Yo dan nunggu Otsuka. *kayak milih calon aja wkwk
Dramatisnya, kurang dari seminggu setelah aku nolak daftar Sato Yo aku baru tau kalau aku nggak lolos seleksi wawancaranya Otsuka. Taunya pun kebetulan banget dari senpai di lab yang ternyata dia juga daftar Otsuka dan dia bilang dia mau wawancara besok ke Osaka. Duh rasanya...
Sedih boleh tapi waktu itu aku harus gerak cepet. Akhirnya aku email ke staf di kantor fakultas kalau aku nggak lolos beasiswa Otsuka terus kira-kira sekarang ada beasiswa yang bisa didaftar nggak? Nggak disangka-sangka balesannya dia nawarin gimana kalau kamu daftar Sato Yo Scholarship tapi deadline nya hari ini juga. Ini adalah aplikasi tergila yang pernah aku lakuin karena dalam sehari aku harus ngelengkapin semua persyaratannya termasuk esai dll dan masalah utamanya adalah semua dalam Bahasa Jepang. Kalau bukan karena Allah aku nggak mungkin bisa nyelesein semuanya itu dalam sehari >.< Tapi akibat dari apply beasiswa ini adalah selama 2-3 bulan ke depan (sampai bulan Oktober) aku nggak bisa daftar beasiswa apa-apa karena Sato Yo ini rekomendasi dari kampus. Alhasil aku melewatkan kesempatan untuk daftar Rotary Scholarship dan Asuka Scholarship padahal Sato Yo sendiri belum tentu keterima. Tapi gimana tiap pilihan pasti ada resikonya.
Akhirnya bulan Oktober tiba dan alhamdulillah aku lolos ke tahap wawancara beasiswa Sato Yo itu. Aku bener-bener berusaha nyiapin buat wawancara ini. Tapi namanya manusia ya ngerasa udah sesempurna gimanapun nyiapinnya tetep Allah yang nentuin segalanya. Di akhir bulan Oktober aku harus menghadapi kenyataan pahit bahwa aku nggak berhasil dapet beasiswa ini :( Jujur aku down banget karena ngerasa ini satu-satunya harapan untuk menyelesaikan masalah yang di depan mata seperti harus bayar SPP dua semester ini dsb. Setelah mengevaluasi diri kayaknya aku tahu salahku dimana dan itu malah bikin aku tambah sedih. Aku lupa poin yang paling penting waktu wawancara nggak nyebutin sama sekali kontribusi apa yang bisa aku lakuin buat Jepang (bodoh banget rasanya kok bisa lupa selupa-lupanya huhu,tapi ya mungkin jalannya memang begitu). FYI semua pemberi beasiswa disini lebih milih orang yang mau nerusin kuliah atau mau kerja di Jepang, yang dua-duanya adalah bukan pilihanku buat waktu deket ini (eneg banget rasanya haha).
Anyway, sekarang aku lagi daftar Nitori Scholarship, Yamada Scholarship, sama Presidential Prize yang pengumuman finalnya baru 2-3 bulan lagi (cerita detilnya nanti aja ya kalau udah keluar hasil finalnya). Entahlah, kita lihat saja apa yang akan terjadi. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa sisanya serahkan sama Yang Di Atas :)
Kalau aku ditanya habis lulus mau ngapain aku belum bisa jawab dengan kondisi kayak gini. Yang aku pikiran sekarang cuma gimana biar bisa survive sampe lulus haha. Mau nerusin sekolah lagi kayaknya lagi bosen dan belum yakin mau belajar apa lagi. Makanya pingin nyoba hal lain alias kerja kalau pulang ke Indonesia tahun depan. Kenapa nggak kerja di Jepang? Hmm gimana yaa sushhoku katsudou atau job hunting disini juga butuh uang yang banyak, aku males berurusan sama sistem Jepang lagi, aku males harus ngisi form dan wawancara dalam Bahasa Jepang, dan males males yang lainnya wkwk :p Mungkin kapan-kapan aku bikin postingan tentang shussoku katsudou, tapi aku belum berpengalaman sih. Kalau ada yang mau nanya silakan tanya aku jawab semampuku :D
Sedih boleh tapi waktu itu aku harus gerak cepet. Akhirnya aku email ke staf di kantor fakultas kalau aku nggak lolos beasiswa Otsuka terus kira-kira sekarang ada beasiswa yang bisa didaftar nggak? Nggak disangka-sangka balesannya dia nawarin gimana kalau kamu daftar Sato Yo Scholarship tapi deadline nya hari ini juga. Ini adalah aplikasi tergila yang pernah aku lakuin karena dalam sehari aku harus ngelengkapin semua persyaratannya termasuk esai dll dan masalah utamanya adalah semua dalam Bahasa Jepang. Kalau bukan karena Allah aku nggak mungkin bisa nyelesein semuanya itu dalam sehari >.< Tapi akibat dari apply beasiswa ini adalah selama 2-3 bulan ke depan (sampai bulan Oktober) aku nggak bisa daftar beasiswa apa-apa karena Sato Yo ini rekomendasi dari kampus. Alhasil aku melewatkan kesempatan untuk daftar Rotary Scholarship dan Asuka Scholarship padahal Sato Yo sendiri belum tentu keterima. Tapi gimana tiap pilihan pasti ada resikonya.
Akhirnya bulan Oktober tiba dan alhamdulillah aku lolos ke tahap wawancara beasiswa Sato Yo itu. Aku bener-bener berusaha nyiapin buat wawancara ini. Tapi namanya manusia ya ngerasa udah sesempurna gimanapun nyiapinnya tetep Allah yang nentuin segalanya. Di akhir bulan Oktober aku harus menghadapi kenyataan pahit bahwa aku nggak berhasil dapet beasiswa ini :( Jujur aku down banget karena ngerasa ini satu-satunya harapan untuk menyelesaikan masalah yang di depan mata seperti harus bayar SPP dua semester ini dsb. Setelah mengevaluasi diri kayaknya aku tahu salahku dimana dan itu malah bikin aku tambah sedih. Aku lupa poin yang paling penting waktu wawancara nggak nyebutin sama sekali kontribusi apa yang bisa aku lakuin buat Jepang (bodoh banget rasanya kok bisa lupa selupa-lupanya huhu,tapi ya mungkin jalannya memang begitu). FYI semua pemberi beasiswa disini lebih milih orang yang mau nerusin kuliah atau mau kerja di Jepang, yang dua-duanya adalah bukan pilihanku buat waktu deket ini (eneg banget rasanya haha).
Anyway, sekarang aku lagi daftar Nitori Scholarship, Yamada Scholarship, sama Presidential Prize yang pengumuman finalnya baru 2-3 bulan lagi (cerita detilnya nanti aja ya kalau udah keluar hasil finalnya). Entahlah, kita lihat saja apa yang akan terjadi. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa sisanya serahkan sama Yang Di Atas :)
Kalau aku ditanya habis lulus mau ngapain aku belum bisa jawab dengan kondisi kayak gini. Yang aku pikiran sekarang cuma gimana biar bisa survive sampe lulus haha. Mau nerusin sekolah lagi kayaknya lagi bosen dan belum yakin mau belajar apa lagi. Makanya pingin nyoba hal lain alias kerja kalau pulang ke Indonesia tahun depan. Kenapa nggak kerja di Jepang? Hmm gimana yaa sushhoku katsudou atau job hunting disini juga butuh uang yang banyak, aku males berurusan sama sistem Jepang lagi, aku males harus ngisi form dan wawancara dalam Bahasa Jepang, dan males males yang lainnya wkwk :p Mungkin kapan-kapan aku bikin postingan tentang shussoku katsudou, tapi aku belum berpengalaman sih. Kalau ada yang mau nanya silakan tanya aku jawab semampuku :D
halo kak, saya pengen tanya2 soal kuliah di jepang.boleh saya minta emailnya kak izza?? makasih :)
ReplyDeleteboleh :)
Deleteipranatasari@gmail.com
Assalamualaikum kak icha. Apa kabar? Kalau beasiswa magister di jepang bagaimana ya?
ReplyDelete