Stimulus Penebalan Dinding Rahim (2)
Alhamdulillah akhirnya setelah ditunggu-tunggu (padahal biasanya nggak ditunggu ๐) si haid datang juga. Tanggal 27 Februari kontrol ke klinik dan dicek ketebalan dindingnya 0.3 cm. Karena siklus sebelumnya dinding rahim saya belum mencapai ketebalan yang diharapkan, maka kali ini dosis gel estrogennya dinaikkan jadi 4x2.
Setelah 10 hari, tanggal 9 Maret kontrol lagi dan ketebalan menjadi 0.73 cm. Hmm padahal ini dosisnya udah double, tapi ternyata ketebalannya nggak meningkat signifikan...saya mulai khawatir ๐ Kata dokter ditambah 3 hari lagi, semoga saja nggak turun dan ada kenaikan lah di hari Senin. Karena misalkan ini turun lagi, otomatis FET dicancel dan saya diminta istirahat selama 1 bulan. Dan next program kalau mau stimulus lagi harus pake suntik bukan yang dioles huhu.
13 Maret waktu dicek ternyata ketebalannya ya gitu-gitu aja, 0.75-0.81 cm. Alhamdulillah yg penting nggak menurun, tapi mepet banget si ya sama standarnya. Cuma dokter memutuskan buat lanjut aja ke FET, toh masih ada waktu seminggu untuk stimulus sampai hari FET. Triple line alhamdulillah aman. Saya dijadwal FET pada tanggal 20 Maret. Selama seminggu sebelum FET, stimulus estrogen tetap dilakukan, ditambah progesteron yang harus dimasukkan dari bawah sebanyak 2x2. Waktu stimulus ini muncul keluhan nyeri perut beberapa kali. Hari itu kami juga akhirnya memutuskan untuk memasukkan 2 embrio dari hari ke-5 pasca fertilisasi (D5 embryo) atas saran dari dokter dan pertimbangan pengalaman penebalan dinding rahim yang nggak mudah. Dulu mikirnya "gampang lah FET bisa dicoba berkali-kali" tapii ternyata kan tidak semudah itu ๐ Apalagi biaya untuk 1x FET tidak murah, beserta effort yang dikeluarkan juga lumayan. Bismillah aja deh gimana nantinya.
H-2 saya tes PCR dan H-1 saya tes kadar progesteron. Kalau hasil progesteronnya jelek (di bawah angka 6), dokter akan membatalkan FET besok. Alhamdulillah hasil saya bagus dan tidak memerlukan suntikan progesteron tambahan, jadi saya bisa FET on schedule di tanggal 20 Maret.
Frozen Embryo Transfer (FET)
Saya datang di Morula jam 8 pagi kurang dan ada 5 pasangan yang juga lagi nunggu, kemungkinan mau FET semua. Suami pas itu berangkatnya nyusul karena masih harus ke RS. Jam 8 lebih saya dipanggil buat ngobrol sama embryologist-nya Morula,tapi saya bilang saya terakhir aja soalnya suami masih otw wkwk. Alhamdulillah pas suami dateng, pas giliran saya masuk.
Embryologist menerangkan bahwa embrio yang sebelumnya di-freezing, sudah di-thawing lebih dahulu dan alhamdulillah keadaan kedua embrio tersebut 100% oke (saya lupa nggak nanya parameternya apa aja). Kadang ada embrio yang habisnya di-thawing menunjukkan morfologi seperti perubahan warna dsb. Tapi keadaan ini tidak menunjukkan keadaan genetik ya, karena yang bisa diamati hanya morfologinya saja. Kalau ingin tau kondisi genetik maka bisa melakukan prosedur PGTA. Aturan di Morula, pemilihan embrio yang ditransfer lebih dahulu adalah embrio D5 yang merupakan expanded embryo (ukurannya lebih besar) yang grade-nya good. Kami ditunjukkan gambar embrio yang akan dimasukkan, bentuknya memang agak kisut dibanding sebelum di-freezing. Katanya ini sih normal karena nanti dia akan ngembang ke ukuran awal. Terus kami diberi tau bahwa embryologist sudah melakukan assisted hatching ke embrio kami. Tujuannya membantu si embrio agar lebih mudah nempel ke rahim dengan cara "merusak" sedikit bagian dari zona pleusida milik embrio. Jika ingin mengetahui lebih lanjut terkait assisted hatching bisa dibaca
disini.
|
sumber: invitra.com |
Setelah briefing dari embryologist, harusnya saya masuk ruang operasi tapi nggak jadi karena bed di ruang tunggunya masih penuh wkwk. Yaudah saya jadinya nunggu di luar sambil diminta banyak minum air. Kalau ngerasa sudah kebelet pipis, bisa bilang ke susternya. Jadi proses embryo transfer dilakukan dalam kondisi kebelet pipis (ditahan, nggak boleh dikeluarin dulu wkwk) dan tanpa bius. Katanya sih kondisi kayak gini membuat kantung kemih turun lalu kalau di USG perut, uterus atau rahim bisa terlihat lebih jelas di monitor. Sekitar jam 10 kurang saya sudah ganti baju operasi. Tapi pas dicek USG perut, katanya kantung kemihnya masih kurang dikit lagi turunnya jadi saya diminta minum lagi. Jam 10 dokter masuk terus prosesnya berlangsung begitu cepat, kayaknya tiba-tiba selesai gitu aja wkwk. Saya liat jam di hape dokter keluar ruang operasi jam 10.11, jadi sekitar 10-15 menit sudah selesai. Apa sakit? Sedikit sakit ya pas bagian bawah dibuka dan ditahan biar buka terus. Tapi mungkin lebih ke nggak nyaman (?) nggak tau lah pokoknya saya tegang banget kalau bagian bawah diapa-apain itu, sampai ditegur dokternya karena gerak-gerak terus haha.
|
Perut di USG sehingga di layar tampak posisi rahim sehingga dokter dapat "ngepasin" posisinya embrio bener-bener dimasuin tepat di rahim (sumber gambar: mitosis.gr) |
Setelah itu saya harus berbaring di bed selama 2 jam, dengan kondisi belum boleh pipis langsung wkwk. Hadeeuu kebelet pol padahal...nunggu 30 menitan lebih baru boleh pipis tapi pake pispot. Ya Allah aneh banget rasanya, otaknya sampai harus nyuruh-nyuruh biar mau keluar (karena ngerasa bukan di toilet ya, jadi sempet mampet padahal jelas-jelas kebelet tadi). Saya sempet 2x pipis di pispot. Akhirnya jam 12an boleh bangun dan turun dari bed terus sama cus pipis di toilet alhamdulillah. Saya baru keluar ruang operasi jam setengah 2 siang. Selagi nunggu diperbolehkan pulang itu saya diberi makan siang dan diberi briefing terkait pantangan-pantangan dan obat-obatan yang harus digunakan pasca FET. Untuk pantangan, sama kayak ibu hamil sih kayak nggak boleh kafein + makanan mentah, nggak boleh aktivitas berat (nggak harus bed rest tapi nggak dibolehin juga jalan yang jauh gitu), jangan pakai skincare atau kosmetik yang tujuannya memutihkan atau anti-acne, yaa gitu-gitu sih. Kalau obatnya ada banyak banget gaes...vitamin E, vitamin D, asam folat, oestrogel (estrogen yang dioles), utrogestan (progesteron yang dimasuin dari bawah), suntuk diviti (pengencer darah, katanya untuk membantu implantasi), dan suntik ovidrel.
|
sumber google images |
Hasil
Embrio katanya menempel di hari ketiga sampai kelima setelah ditransfer ke dalam rahim. Pasca FET, yang saya rasain itu kadang-kadang pusing, badan menghangat, dan sempet mual. Kebetulan pas momennya lagi Ramadhan, saya niat puasa karena memang nggak dilarang. Alhamdulillah hingga hari ketiga aman semua. Nah tiba-tiba hari Minggu sore saya kaget banget pas pipis ngeliat ada flek. Waduh apakah ini haid atau darah yang keluar karena implantasi...? Bingung banget karena tanggalnya juga barengan dengan tanggal haid biasanya. Saya lapor suster trus katanya disuruh bedrest. Okedeh akhirnya diputusin nggak puasa dulu. Besok paginya waktu masuin obat dari bawah kaget, di tangan suami ada bercak darah hmmm. Padahal setelah flek kemarin sore itu nggak keluar apa-apa lagi. Jam 9 pagi pas saya mandi saya langsung lemes pas liat darah merah, bukan flek coklat lagi. Saya lapor suster dan katanya saya disuruh langsung ke Morula buat dapat suntikan hydroxyprogesteron (suntiknya di pantat) dan tambahan obat oral duphaston. Saat pulang dari Morula saya cek itu masih ada fleknya tapi alhamdulillahnya mulai sore sampai besokannya sudah nggak ngflek lagi. Pasrah aja deh sama hasilnya nanti gimana...
Untuk tau berhasil tidaknya proses bayi tabung ini simpel aja, dengan cara cek darah di lab untuk tau kadar hormon bHCG 10 hari pasca FET. Saya nggak berniat untuk ngasi tau hasilnya disini hehe mungkin nanti di postingan selanjutnya kalau memang ada cerita lanjutannya ya ๐
Review Pelayanan
Menurut saya, kelebihan Klinik Morula IVF adalah karena mereka memang fokusnya di assisted reproductive technology (ART), teknologi yang dimilki lebih canggih, step by step proses sangat detil, dan ditunjang dengan pengalaman mereka yang sudah beroperasi selama 10 tahun di Indonesia sehingga data-data yang dimiliki pun lebih banyak (maksudnya data seperti "untuk proses X paling bagus harus seperti ini caranya"). Dari segi pelayanan, dokter dan susternya ramah-ramah semua serta informatif. Saat kita menjadi pasien disana, kita akan diberi info siapa suster penanggung jawab kita. Jadi kalau ada apa-apa kita konsulnya ke suster tersebut. Nah saya expect-nya si suster bakal monitor terus menerus dan detil gitu kan, tapi ternyata enggak hehe. Saya memaklumi sih karena pasiennya Morula banyak, jadi mungkin harusnya jumlah suster ditambah ya jadi bisa bener-bener fokus. Kalau saya chat suster PJ, seringnya slow response meski memang pasti dijawab. Intinya jangan expect suster bakal rajin ngecekin atau ngingetin kita, tapi kitanya yang harus proaktif nanya (kalau memang butuh nanya ya). Kalau dr.Benny sendiri, saya pernah konsul by DM instagram (karena dokternya aktif disitu wkwk) dan lumayan fast response. Tapi overall dari segi harga dan pelayanan, saya bisa bilang kalau disini okee ๐