Jujur, bingung harus nulis mulai dari mana hehe. Nggak terasa twinnies udah 18 bulan dan saya baru ada waktu buat lanjut nulis lagi 😂 Telat banget sii tapi gapapa ya buat catatan pribadi juga dan semoga curcol saya ini ada manfaatnya buat para pembaca.
Persiapan
Saat hamil saya berusaha cari informasi terkait pengasuhan bayi kembar dari beberapa sumber. Ternyata sumber dari dalam negeri itu nggak banyak. Saya dapet banyak info dari sumber luar, mungkin karena angka kejadian bayi kembar tuh lebih banyak di luar ya. Saya iseng coba nyari data jumlah bayi kembar di Indonesia, infonya memang minim sekali. Hanya nemu di webnya Hello Sehat yang menyatakan terdapat 14 kelahiran bayi kembar pada setiap 1.000 kelahiran di Indonesia. Sedangkan di Amerika Serikat kelahiran bayi kembar lebih banyak dua kali lipat, yaitu sebesar 31 pada setiap 1.000 kelahiran di tahun 2022 (sumber CDC). Mengutip dari berita CNN tahun 2021, kelahiran anak kembar tengah mengalami peningkatan tertinggi sepanjang masa yaitu hampir satu dari 40 anak dilahirkan kembar. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Human Reproduction menemukan lebih dari 1,6 juta anak kembar dilahirkan setiap tahun dalam satu dekade ke belakang. Ada beberapa faktor yang membuat fenomena ini terjadi, salah satunya perkembangan teknologi seperti IVF (tunjuk diri sendiri wkwk).
Poin penting yang saya tangkap dari beberapa sumber adalah penekanan pada pentingnya membuat jadwal si kembar itu sama. Tujuannya agar pengasuh nggak perlu melakukan melakukan sesuatu berulang kali. Jadi misal ngasih susu, yaudah dalam satu waktu itu kedua bayi disusui secara bersamaan entah itu tandem (jika direct breastfeeding/DBF), satu nyusu langsung satu pake botol, atau keduanya pake botol. Dengan jadwal yang sama, diharapkan dapat memudahkan pengasuh dalam mengatur waktunya. Misal kalau si kembar bisa tidur dalam waktu bersamaan, pengasuh bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas lain seperti makan/mandi/istirahat. Bayangkan kalau waktu tidurnya berbeda, satu bangun satu tidur gitu terus, maka pengasuh tidak punya waktu untuk melakukan hal lainnya.
Realita
Bisa dibilang 24 jam dalam sehari sebagian besar saya habiskan untuk menyusui. Dulu mikirnya satu bayi bisa disusui langsung (DBF) sedangkan satunya bisa pakai botol bergantian, jadi jadwal yang sama bisa diterapin. Realitanya, ASI saya kalau dipumping nggak bisa keluar banyak. Namun nggak ada masalah ketika DBF (bayinya kenyang-kenyang aja). Karena si adek keluar RS dengan status gula darah rendah, suami saya khawatir asupan ASI nya kurang karena itu di awal kami memutuskan buat ngasih sufor sebagai tambahan dan juga membantu agar saya bisa istirahat di pagi hari. Pemberian sufor ini juga terbatas kok, bisa dibilang awal-awal tuh 75% ASI 25% sufor. Tapi waktu masuk bulan ketiga atau keempat gitu mereka tiba-tiba nolak minum pake dot jadi hampir 100% DBF (sufor kalau mereka njerit barengan, itupun dikit banget sebagai pengalih sementara aja). Jujur berat sekali karena rasanya nggak berhenti, muter-muter terus nyusuin karena harus bergantian, kadang juga nyusuin tandem (new skill unlocked!). Hayati lelah 😣
Penerapan jadwal yang sama akhirnya gagal total wkwk. Mana ngga tega juga kalau harus bangunin twinnies yang lagi bobok nyenyak. Awal-awal juga belum nemu ritmenya jadi kadang kalau makan pun saya harus didulang. Rasanya nggak bisa ninggal bayi sama sekali. Kalau keluar rumah, rempong banget harus nyusuin twinnies. Makanya itu juga yang bikin saya jadi males keluar-keluar. Prinsip "ibu ikut tidur saat bayi tidur" juga nggak berlaku karena kadang jadwal tidur mereka sisipan. Kalau ada waktu kosong saya lebih memilih melakukan aktivitas lain seperti mandi, sholat, dan leptopan (saat itu masih sibuk ngerjain tesis dan ada kegiatan mentoring plus masih aktif di komunitas juga).
Selain itu, mengasuh dua anak dengan umur yang sama di waktu yang bersama juga menjadi tantangan tersendiri. Sibling rivalry sudah ada sejak bayi wkwk makanya saya harus tegas. Mereka pun punya personality yang berbeda satu sama lain. Sebisa mungkin saya nggak membanding-bandingkan mereka dan terus menanamkan kasih sayang di antara mereka. Pertumbuhan dan perkembangannya pun pace nya juga berbeda. Waktu awal MPASI aman-aman aja, semuanya mereka makan dengan lahap. Tapi makin besar mereka makin punya preferensi makanan sendiri. Jadi dalam satu kali makan seenggaknya saya harus mikir menu cadangan alias nyiapin makanan lebih dari satu haha (cuma bisa ketawa).
Tips
Mengasuh dan merawat anak kembar memang nggak mudah. Satu anak aja rempong ya apalagi lebih dari satu di saat yang sama wkwk. Makanya yang penting gimana saya bisa menjaga diri tetep "waras", nggak terlalu stres sampek bikin BB turun drastis atau sering nangis, dan sebisa mungkin enjoy the moment karena bagaimanapun momen kayak gini nggak akan terulang lagi. Balik lagi, semua tergantung perspektif dan bagaimana kita merespon, jadi coba liat sisi positif dari tiap kesulitan yang kita hadapi. Berikut beberapa tips dari saya untuk mengurangi stres selama mengasuh twinnies, and they worked for me!
- Yang pertama dan paling utama adalah berdoa. Saya yakin banget saya dikasih bayi kembar itu berarti Allah tau saya mampu mengasuh dan mendidik mereka. Jadi saya kembalikan lagi semuanya ke Allah dan minta ke Allah untuk diberi kemudahan dan kesabaran.
- Membangun support system. Support system disini siapapun yang dapat membantu saya dalam mengasuh twinnies seperti menggendong dan menjaga mereka ketika saya away maupun memenuhi kebutuhan dasar saya seperti memasak dan mencuci baju. Alhamdulillah saya sangat terbantu dengan adanya support system yang mendukung, mulai dari suami, ortu, mertua, adek, dan ART.
- Melakukan afirmasi positif di depan cermin. Mengasuh twinnies sangat melelahkan dan bisa jadi sangat membosankan karena melakukan suatu rutinitas yang gitu-gitu aja. Karena itu afirmasi positif penting agar saya terus bersemangat (setidaknya nggak merasa exhausted) dalam menjalani hari.
- Karena menyusui jadi aktivitas terlama dan dilakukan setiap hari, setidaknya saya harus merasa enjoy saat melakukan hal tersebut. Salah satu caranya adalah mencoba menemukan kesenangan kecil saat menyusui misalkan bisa lihat senyum dan tingkah bayi yang masih lucu, bisa scrolling medsos, bisa nonton, bisa baca buku, dsb.
- Menerima keadaan yang serba terbatas, nggak berekspektasi terlalu tinggi baik ke diri sendiri maupun ke twinnies (misal terkait milestone), enjoy the moment, nggak overthinking, nggak terlalu dimasukkan hati/baper kalo ada hal-hal yang nggak sesuai. Intinya stay chill apapun yang terjadi wkwk.
- Sediakan ruang untuk aktualisasi diri. Meski tiap hari nggak pernah sepi karena twinnies, saya juga sangat merasa kesepian karena jarang ketemu orang lain ada kangen obrolan dengan orang dewasa yang bahasannya nggak terkait anak. Karena itu saya tetap cari kegiatan sampingan dikit-dikit kayak ambil kerja part time/freelance dan berusaha tetep terhubung dengan teman atau komunitas lewat media daring.
- Jaga kesehatan karena sakit saat mengasuh anak itu rasanya nggak enak banget. Mau istirahat juga nggak bisa karena anak tetep nen, anak tetep begadang, anak tetep mintanya sama emaknya. Karena itu saya rajin minum multivitamin dan juga booster ASI. Alhamdulillah sejauh ini dengan ijin Allah saya jarang sakit meski jam tidur kurang.
- Mandi air hangat. Kayaknya nggak penting ya? wkwk tapi menurut saya ini bisa jadi salah satu cara mengurangi pegel. Apalagi mandi itu jadi satu-satunya waktu pribadi dimana saya nggak pegang anak.