Pengalaman Bayi Tabung di Morula IVF Surabaya (1)

Lanjutan dari cerita sebelumnya  ya gaes...

Konsul dengan Dokter di Morula IVF Surabaya

Jumat 29 Oktober 2022 saya booking buat konsul dengan dr. Benediktus Arifin (dr. Benny) di Morula IVF Surabaya dan dapet jadwal di hari Sabtu jam 14.20. Morula IVF Surabaya letaknya di lantai 5 National Hospital di daerah Surabaya Barat. Sebenernya agak jauh ya dari domisili kita tapi karena udah niat yaudah gimana lagi dijabanin meski nanti tau harus bolak balik kesana😅Oh iya di Morula sendiri dokternya ada beberapa yang bisa dipilih, tapi kenapa kami milih dr. Benny? Nggak ada alasan khusus sebenernya. Cuma ada temen deket yang sebelumnya pernah program bayi tabung (next saya nyebutnya IVF aja yah biar lebih singkat wkwk) sama beliau, meski hasilnya masih belum berhasil, dan dokternya sangat informatif (bisa kepoin instagramnya). 

Saat konsul saya dan suami ngobrol dengan dr. Benny baiknya gimana. Setelah mencoba ini itu apa memang perlu kami menjalani prosedur In Vitro Fertilization aka IVF?  Jawaban dr. Benny "ya terserah sebenernya, tidak ada yang namanya harus ini atau harus itu, termasuk IVF juga tidak harus." Apa sebaiknya kami menunggu sampai gejala-gejala syndromnya berkurang atau lebih normal? "Sekarang apa yang disebut normal itu? Mau sampai kapan ditunggunya?" Tapi pastinya untuk promil memang lebih awal lebih baik karena umur sangat berpengaruh. Dengan usiaku sekarang dan kasus PCOS kalau mau inseminasi buatan itu chance nya di bawah 15%, sedangkan kalau IVF chance nya bisa sampai 60%. Jadi bismillah kami putuskan untuk menjalani prosedur IVF. Saat itu saya di USG TransV dan terlihat  ada 25 telur kecil. Selanjutnya, sore itu juga saya dan suami tes darah mencakup hormon lengkap sama tes HIV dkk. Malem hasilnya keluar dan alhamdulillah hasilnya normal. Hasil lab ini nantinya akan menentukan kadar hormon yang akan disuntikkan untuk stimulasi sel telur. Apa ada kemungkinan hasil tes darahnya nggak bagus jadi nggak lolos screening buat IVF? Ada, tapi biasanya di kasus-kasus khusus saja atau di pasangan yang usianya sudah lebih berumur (seperti di atas 40 tahun).  

Saya sempat bertanya kepada dr. Benny terkait hasil hormon saya. Disitu terlihat bahwa selain hormon AMH saya yang memang angkanya di atas normal, hormon-hormon "perempuan" saya yang lainnya normal-normal saja. Saya jadi bingung, karena yang saya pahami katanya PCOS itu karena kekurangan hormon "perempuan". Lalu sebenarnya PCOS itu nggak normal dimananya? Ternyata saya yang salah memahami. Kata dr. Benny, pada wanita dengan PCOS yang terjadi adalah hiperandrogenisme yaitu tingginya hormon androgen (testosteron, hormon "laki"). Penyebabnya bisa karena ada gangguan pada ovarium/kelenjar adrenal/kelenjar pituitari, atau efek samping obat-obatan tertentu, atau adanya resistensi insulin (sumber).  Bisa disebut PCOS kalau memenuhi 2 dari 3 ciri ini yaitu:

  • Kadar AMH yang tidak normal (cenderung tinggi)
  • Adanya ciri hiperandrogenisme (tumbuh rambut di beberapa bagian tubuh seperti tangan/kaki/kumis, suara lebih berat, haid tidak teratur, dll) 
  • Hasil USG transV terlihat adanya polycystics (kista kecil-kecil)  

Protokol IVF

Stimulasi Sel Telur & Analisis Sperma

Hari Minggu tanggal 31 Oktober 2022 malem kami dateng ke Morula lagi untuk suntik Pergoveris karena suntikan pertama harus di Morula. Pergoveris sendiri mengandung hormon FSH dan LH untuk menstimulasi perkembangan folikel. Kalau belum pernah suntik sebelumnya, di sesi suntik perdana ini bakal diajarin sama susternya buat suntik mandiri. Kalau mau suntik di Morula terus juga bisa tapi pastinya ada biaya tambahan (sekitar 200ribu) dan harus mau bolak balik dari rumah ke Morula. Suntiknya juga harus di jam yang sama, antara jam 18.00-21.00, saya pilih jam 19.30.  Saat itu saya juga sekalian ambil suntikan untuk  3 hari berikutnya karena mau suntik mandiri  di rumah. Alhamdulillah dari Morula dapet suntikan yang jenisnya pen, kayak suntik insulin gitu, jadi jarumnya tipis hehe. Oh iya nyuntiknya di bagian perut yaa.

Suntik Pergoveris

Senin pagi tanggal 1 November kami balik ke Morula lagi untuk sperm analysis. Sorenya hasil sudah keluar dan kami shock berat karena hasilnya diluar ekspektasi. Suami sebelumnya sudah 3x cek dan hasilnya selalu normal. Tapi kali ini hasilnya yang normal hanya 1% normal sedangkan 99% yang lain defect di morfologi, pergerakan lambat, serta katanya ada kayak penggumpalan gitu. Kasus ini disebut teratozoospermia. Kata dokter sih idealnya laki itu dicek tiap 3 bulan karena perubahannya cukup dinamis. Terakhir kali kami cek memang sudah lama sekali di tahun 2021 ketika kami inseminasi yang kedua. Namun nggak perlu terlalu khawatir karena lebih dinamis, "menyembuhkannya" juga relatif lebih mudah dibanding masalah infertilitas pada perempuan. Suami saya cum disuruh makan sehat, tidur dan olahraga teratur,minum vitamin, dan jangan pakai celana yang ketat. Meski hasil di suami nggak bagus, hal ini nggak terlalu berpengaruh ke programnya karena ini IVF dimana nanti spermanya pun dipilihin. Ngaruhnya ke pilihan kami untuk teknik pemilihan sperma yang akan dipakai untuk pembuahan, apakah mau pakai metode ICSI atau IMSI.  Metode ICSI hanya menggunakan perbesaran 400 kali jadi morfologi dari sperma nggak seberapa kelihatan. Sedangkan metode IMSI mampu melakukan perbesaran sampai 6000 kali jadi morfologi sperma satu per satu dapat diamati sehingga nantinya akan dipilih sperma yang paling bagus. Karena hasil suami kayak gini, kami putuskan untuk pakai metode IMSI agar peluang keberhasilannya semakin naik.

Kamis 4 November ada jadwal kontrol dengan dr. Benny untuk melihat perkembangan folikelnya. Syarat untuk OPU adalah minimal ada 3 folikel yang ukurannya 18 mm. Saat itu, terlihat kalau jumlah folikel yang perkembangannya on the track baru ada 3 buah. Awalnya mau dinaikkan dosis suntikannya tapi ternyata hasil lab estradiol saya bagus, jadi dosisnya tetep dan dilanjutkan selama 4 hari plus. Mulai hai Jumat ada tambahan injeksi cetrotide selama 3 hari jadi sehari saya ada 2 jenis suntikan. Cetrotide ini fungsinya untuk mencegah ovulasi dan memberi waktu pada telur untuk dapat tumbuh lebih baik. Ukuran jarum suntik kali ini lebih besar jadi mayan sakit hehe bahkan sampai keluar darah kadang-kadang. 

Suntik Cetrotide

Senin 8 November kami kontrol lagi dan ternyata hasilnya belum maksimal. Baru ada 3 folikel yang angkanya mepet-mepet 18 mm. Alhasil stimulasi ditambah lagi menjadi 2 hari suntik.  Hari Rabunya kami kontrol dan lagi-lagi hasilnya belum sesuai harapan (tinggal dikiit lagi). Jadi sama dr. Benny diputuskan nambah 1 hari suntik jadi total stimulasinya 11 hari. Karena jumlah suntik pergoverisnya nggak genap, yang terakhir saya nggak dapet suntuk jenis pen, tapi suntik biasa yang jarumnya gede. Baru kali ini saya sampai nangis habis disuntik...😂

Kamis 11 November merupakan kontrol terakhir saya sebelum OPU karena hari itu sudah ada 3 folikel yang ukurannya melewati 18 mm.  Seingat saya saat itu terlihat ada 19 folikel tapi yang memenuhi standar ya cuma 3 tadi, ada beberapa yang mepet 18mm sedangkan sisanya di bawah 18 mm jauh. Sejujurnya saya agak sedih sih ternyata meski udah stimulasi 11 hari yang standar cuma ada 3😔tapi yasudah gimana lagi kan...OPU dijawalin di hari Sabtu 13 November sehingga di hari Kamis itu saya harus disuntik pemecah sel telur, namanya ovidrel/superefact, yang berisi hormon HCG (dalam 36 jam harus diambil sel telurnya). Dosis suntikannya ditentuin dari hasil lab hari itu, jadi pas itu kami nunggu sampai jam 9 malam di pakuwon mall karena jam setengah 10 malam tet harus suntik di Morula dan nggak boleh telat. Pas lihat hasil tes hormon estradiolnya alhamdulillah bagus (angkanya tinggi sekitar 5000 yang menunjukkan kemungkinan besar di dalam folikel ada oocyte, kalau hasil estradiol ini nggak ada peningkatan biasanya tanda kalau nggak ada oocyte yang berkembang jadi di hari ke 4 biasanya sudah distop alias nggak dilanjutin stimulasi sel telurnya). Rencana pas OPU nanti semua folikel yang ada akan diambil (baik yang ukuran 18 mm ke atas atau kurang) karena bisa saja ada oocyte di dalam folikel yang lain dan oocyte yang immature pun bisa jadi mature setelah 1 hari dipanen. 

Trus suami diapain? Karena suami nggak sampai harus operasi jadi ya suami nggak diapa-apain wkwk. Tugasnya adalah mengeluarkan sperma sesuai jadwal yang sudah ditentukan hehe. Jadi sperma dikeluarkan beberapa sebelum hari OPU dan saat hari OPU untuk menjamin bahwa sperma yang dipakai untuk membuahi sel telur nantinya memang "fresh" (saya agak lupa kapan pasti tanggal pastinya karena waktunya agak bergesar dari jadwal akibat jumlah hari stimulasi telur saya yang nambah).

Side effect waktu proses stimulasi sel telur ini lumayan kerasa ya. Perut saya lebam karena dicubles berkali-kali. Trus keluhan lainnya badan encok kayak sedang haid dan terkadang perut sakit juga. Nah terkait nyeri perut ini karena disebabkan sel telur yang membesar dan masalahnya nggak cuma 1 sel telur saja yang besar seperti pada wanita umumnya, melainkan bisa belasan sampai dua puluhan. Saya sempat sekali terbangun di tengah malam karena merasa nyeri. Makanya untuk mengurangi rasa nggak nyaman selama proses ini saya dianjurkan makan banyak protein, seperti makan putih telur 3-6 biji sehari. Kalau eneg, bisa dikombinasi dengan susu atau ikan. Oh iya ada pantangan lain juga seperti nggak boleh minum teh/kopi karena ada kandungan kefeinnya.

Ovum Pick Up (OPU)

Saya mendapat jadwal OPU jam setengah 9 pagi. Jam setengah 8 saya sudah sampai di Morula dan ternyata prosesnya gercep banget. Saya langsung disuruh masuk ruang tunggu operasi, ganti baju, pasang infus, lalu tinggal nunggu giliran masuk. Agak kaget ruangan operasinya ternyata lumayan gede soalnya dari luar kliniknya tuh keliatan kecil. Saya nunggu sekitar 1 jam karena jadwalnya mundur jadi jam 9. Selama nunggu itu saya cuma bisa tiduran sambil hapean trus saya bolak balik ke kamar mandi wkwk padahal udah puasa 8 jam. Jam 9 kurang akhirnya saya masuk ke ruang operasi dan langsung dibius total. Karena udah pernah 2x bius total, saya nggak tegang operasinya tapi lebih takut kondisi sel telurnya gimana trus bisa dapet berapa huhu. 


Saya bangun kira-kira jam setengah 11an trus dibolehin untuk makan minum (disediakan oleh Morula). Alhamdulillah kali ini nggak ada side effect dari biusnya karena saya nggak muntah dan nggak menggigil. Saat saya makan, seorang suster mengahmpiri saya dan menjelaskan hasil operasi tadi. Katanya dari tindakan OPU tadi berhasil diambil sebanyak 22 folikel dan semuanya berisi oocyte. Jadi saya punya 22 oocyte! Masya Allah😭Nggak nyangka bisa dapet sebanyak itu karena sudah agak pesimis pas kemarin dikasi tau yang memenuhi standar cuma ada 3 folikel aja... Tapi jumlah 22 ini agak "over" maka saya disuruh suntik cetrotide 2 hari untuk mencegah terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS)  serta disarankan untuk tetap konsumsi putih telur. Jam setengah 12 setelah saya sudah nggak merasa pusing dan sadar sepenuhnya saya diperbolehkan pulang.  Selain ada tambahan suntikan tadi, saya juga dikasi beberapa obat seperti anti nyeri dan antibiotik. 

Besokannya dan sehari setelahnya perut saya nggak enak banget, kembung mual parah. Padahal habisnya OPU yang dulu nggak ada keluhan sama sekali. Bagian bawah sebenernya juga aman nggak sakit kok, nggak tau kenapa perutnya malah yang bermasalah. Suami akhirnya notice salah satu obat-obatan dari dokternya mengandung dexketoprofen. Kayaknya saya "keracunan" alias nggak kuat lambungnya karena terlalu strong. Akhirnya nggak diminum obatnya dan memang alhamdulillah langsung berhenti mualnya. 

Mungkin ada yang bingung ya katanya ada 3 folikel yang memenuhi standar tapi kok bisa jadi ada 22 oocyte?  Jadi folikel itu cangkang telur dan oocyte itu isinya. Dalam 1 folikel, kadang ada isinya 1 oocyte kadang nggak ada isinya atau bisa juga isinya 2 (tapi ini artinya cacat karena pembelahan nggak sempurna). Folikel yang ukurannya di bawah 18 mm belum tentu nggak ada oocyte nya, dan berlaku sebaliknya. Jadi nggak ada yang tau jumlah oocyte nya sampai folikel-folikel itu dipanen. Sedangkan sebutan ovum atau telur merujuk pada oocyte yang sudah mature dan keluar dari folikel. Ovum yang berhasil dibuahi sperma disebut zigot dan nantinya setelah melalui beberapa tahap pembelahan namanya berubah menjadi embrio

Bisa baca lebih detil disini




2 comments:

  1. Mom, budget yang perlu disiapkan untuk bayi tabung berapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mom..sebenarnya tergantung program bayi tabungnya dimana karena untuk harga cukup bervariasi. Di Surabaya sendiri di beberapa rmh sakit ada yang di bawah 100juta. Sedangkan kalau di Morula Surabaya saat awal saya tanya itu sekitar 130-150 juta. Tapi angka ini bisa berbeda antara satu pasangan dengan pasangan lain karena kasusnya berbeda-beda. Untuk detilnya saya pernah menuliskan disini ya mom https://www.blog.izzadp.com/2023/04/biaya-bayi-tabung-di-morula-ivf-surabaya.html
      Semoga bermanfaat.

      Delete